Gresik, Lenteranusantaranews.com
Ketua Umum ASMIPA (Astana Mitra Pariwisata) Umi Kulsum atau di kenal dengan sebutan Bunda Shofi angkat bicara dan menyikapi ‘larangan siswa untuk study tour keluar Daerah hingga pemecatan Kepala Sekolah di Jawa Barat.
Lanjut Bunda Shofy Melanjutkan Asmipa (Astana Mitra Pariwisata) merupakan sebuah organisasi Pariwisata yang beranggotan pengusaha pariwisata:
• Hotel/ Penginapan
• Destinasi Wisata
• Pusat Oleh- Oleh
• PO Bus/ Rent Car
• UMKM
• Travel Agent
• Tour Lieder/ Guide
• Driver Pariwisata
Masih dikatakan oleh Bunda Shofy dan Asmipa meminta kepada Pemerintah Daerah untuk mengkaji ulang larangan untuk study tour ke luar Daerah khususnya buat DPRI RI Komisi 10 bidang Pariwisata, Kementrian Pariwisata, Dinas Pendidikan, Kementrian UMKM dan Pemangku jabatan yang membidangi terkait.
Bunda Shofy menjelaskan Karena jika larangan ini diikuti oleh seluruh wilayah di Indonesia. Kami pelaku pariwisata dan masyarakat akan sangat terdampak.
“Dampak tersebut diantaranya”:
- Pengangguran akan semakin banyak seperti:
• Driver Pariwisata
• Tour Lider/ Guide
• Biro Perjalanan - Banyak Pengusaha akan gulung tikar seperti:
• Hotel/ Penginapan
• Resto/ Catering
• PO Bus/ Rent Car
• Pusat Oleh- Oleh
• UMKM
• Destinasi Wisata - Akan terjadi kurangnya nya siswa untuk mengenal kultur budaya dan sejarah di antar Daerah, dan artinya sudah menghilangkan arti pelajaran dan edukasi tentang ‘Bhineka Tunggal Ika’
- Akan berdampak ke pendapatan pajak, yang sudah di ketahui pengusaha pariwisata sumbangsih nya sangat besar.
Bunda Shofy juga menambahkan jadi mengingat dampaknya sangat besar di masyarakat, sebaiknya aturan dan regulasi nya yang perlu di telaah lagi.
• Contoh
- Alasan orang tua keberatan karena biaya terlalu tinggi atau sering terjadi kecelakaan.
• Siswa di bebaskan untuk mengikuti dan boleh tidak mengikuti jika tidak mampu (Atau di subsidi minta di support free atau discount khusus buat yang bener- bener tidak mampu ke travel agent
• Siswa boleh tidak mengikuti jika merasa biro agent yang di pilih sekolah tidak memenuhi standart SOP pariwisata
• Setop sekolah menjadi panitia sendiri tanpa melibatkan biro agent, yang profesionel sesuaikan SOP, sehingga para siswa benar- benar mendapT para siswa benar- benar mendapat pelayanan Catering, Hotel, Bus, Driver, TL/ guide yang sesuai SOP wisaja perjalanan, menghindari banyaknya komplain siswa ke orang tua prihal fasilitas yang tidak sesuai, termasuk transportasi sehingga rawan kecelakaan, dan tidak mengambil keuntungan yang terlalu memberatkan siswa.
• Bekerja samalah dengan biro agent atau pelaku usaha pariwisata yang sudah tergabung di organisasi pariwisata, sehingga bisa tau track record nya dan tidak rawan penipuan.
• Stop para biro yang memberikan peluang ke sekolah titip angka yang terlalu tinggi, sehingga memberatkan siswa dan otomatis pelayanan dan fasilitas siswa tidak sesuai ( para biro harus memberi ucapan terimakasih sewajarnya sesuai kelayakan dan kepantasan, termasuk meng free kan buat semua guru pendamping) sudah saatnya para biro agent merubah mensed,, tarung pelayanan, fasilitas, bukan hancur hancuran harga, yang akhirnya banyak dampak seperti saat ini.
• Gunakan biro lokal untuk pemberdayaan warga lokal di setiap perjalanan, supaya tidak mudah di tipu mudah di awasi karena sudah saling mengenal, dan meminimalisir perang harga, namun kualitas tidak di perhatikan, sehingga banyak timbul penipuan, dan kecelakaan
Semoga Masukan dari ASMIPA ( Astana Mitra Pariwisata) menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
(Red)