Gresik, Lenteranusantaranews.com
Desa Pengalangan, Kecamatan Menganti, kini menjadi simbol kehancuran moral dan kebobrokan tata kelola desa. Di bawah kepemimpinan Abdul Muntolib, desa ini bukan hanya kehilangan arah pembangunan—tapi juga kehilangan hati nurani. Dana desa yang seharusnya membangun, malah berubah jadi jejak busuk kepentingan pribadi.
Lihat saja Green House yang dibangun megah dengan anggaran besar. Apa isinya sekarang? Nol besar. Tak ada satu pun tanaman hidup. Puluhan polybag hanya jadi pajangan mati. Ini bukan sekadar gagal—ini adalah bentuk nyata pengabaian, pembiaran, dan penghianatan terhadap uang negara.
Yang lebih menjijikkan lagi, program budidaya bunga matahari yang awalnya digembar-gemborkan sebagai kebanggaan desa, kini berubah jadi kebun tembakau milik perorangan. Pertanyaannya: Siapa yang mengizinkan? Uang rakyat untuk siapa? Dan kenapa warga tidak tahu?
Skandal ini tak berhenti di situ. Lapangan olahraga yang menyedot ratusan juta rupiah kini ditelan semak belukar. Rumput liar tumbuh lebat, menandakan satu hal: proyek ini mati sebelum hidup. Tidak ada pemeliharaan, tidak ada program, hanya ada pemborosan.
Kepala Desa Ahyar Abdul Muntolib, alih-alih menjelaskan, justru menghindar seperti pengecut. Tak pernah muncul di kantor, tak bisa dikonfirmasi, dan memilih bungkam saat rakyat menuntut jawaban. Ini bukan sikap pemimpin—ini mental pelarian yang tak siap mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Warga mulai geram. Bisik-bisik soal penyelewengan dan permainan kotor dana desa semakin kencang. Semua proyek ambisius ini tak menghasilkan manfaat. Yang tersisa hanya kekecewaan, kemarahan, dan rasa dihina.
“Wis emboh mas, warga wis ngerti kabeh (Sudah tidak tahu mas, warga sudah tahu semua,” kata warga singkat, Senin, (21-7-2025).
Jika ini bukan korupsi, lalu apa namanya?
Jika ini bukan pengkhianatan rakyat, lalu apa artinya?
Desa Pengalangan sedang sakit parah. Bukan karena kurang dana, tapi karena dikhianati oleh pemimpinnya sendiri. Dan satu-satunya obat untuk penyakit ini adalah: pembersihan total, audit menyeluruh, dan proses hukum tanpa kompromi.
Sementara, Ahyar Abdul Muntolib saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya enggan menjawab. Jurus diam dan pura pura bisu dijadikan senjata agar lepas dari konfirmasi Wartawan.
Hingga berita ini diangkat, belum ada keterangan resmi dari orang nomor satu di desa Pengalangan.
(red).