Gresik, lenteranusantaranews.com
Desa Menunggal, Kecamatan Kedamean, Gresik, menunjukkan ketahanan sosial yang solid di tengah dinamika perubahan desa. Tradisi tetap hidup, pertanian bertahan, dan peran pemuda terus menguat.
Sedekah bumi digelar rutin sebagai bentuk syukur dan pengikat sosial. Tumpengan, doa bersama, dan pertunjukan rakyat bukan sekadar simbol, melainkan ruang interaksi lintas generasi. Di balik keberlanjutan tradisi ini, Kepala Desa Setya Dwi Iryanto memainkan peran penting sebagai fasilitator nilai dan integrasi warga.
Pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi desa. Sistem budidaya tradisional tetap dijalankan tanpa dukungan mekanisasi besar, namun mampu menopang kebutuhan dasar warga. Distribusi input pertanian hingga perbaikan infrastruktur dikoordinasikan langsung oleh kepala desa.
Karang Taruna aktif menjalankan peran sosial. Meski dengan sarana terbatas, pemuda terlibat dalam kebersihan lingkungan, kegiatan desa, dan momen-momen penting masyarakat. Pemerintah desa membuka akses partisipasi tanpa hambatan birokrasi.
Secara geografis, Menunggal berada di jalur potensial Gresik–Mojokerto. Ini membuka peluang bagi tumbuhnya usaha kecil dan sektor perdagangan lokal. Beberapa warga mulai merintis usaha rumahan berbasis kebutuhan desa.
Desa Menunggal bukan sekadar bertahan. Ia bergerak dalam keteraturan sosial dan kepemimpinan yang berpihak. Setya Dwi Iryanto tak hanya hadir sebagai kepala desa, tapi juga penopang kesinambungan sosial, budaya, dan ekonomi lokal.
(*)