Nganjuk, lenteranusantaranews.com
Di SMA Negeri 3 Nganjuk, pungutan liar bukan sekadar “biaya tambahan”, melainkan ritual tahunan yang terorganisir rapi bak konser megah. Wali murid disambut dengan paket lengkap: uang gedung Rp2 juta, SPP Rp90 ribu per bulan, iuran ekstra kurikuler Rp185 ribu, plus “tambahan tak terduga” dari pramuka dan lain-lain yang siap memanjakan kantong.
Yang istimewa? Ada jaminan eksklusif: bayar lunas, kamu bisa ikut ujian dan naik kelas dengan tenang. Bayar tak lengkap? Selamat menikmati penahanan kartu ujian dan ancaman ‘tidak naik kelas’. Sistem yang “adil” dan “terstruktur” ini berjalan mulus, tanpa hambatan berarti.
Pihak sekolah dengan gagah berani memakai “aturan komite” sebagai payung hukum sekaligus tameng tak tergoyahkan. Komite, yang katanya wakil wali murid, justru menjadi alat legitimasi agar aliran dana mengalir deras tanpa “gangguan”.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menepis segala tudingan paksaan dan penyelewengan, menyarankan agar segala keluhan disampaikan secara formal, tentu agar proses ini tetap “berjalan baik” dan “konstruktif”.
Jutaan rupiah mengalir, ancaman pun menggantung, namun pungli di SMA Negeri 3 Nganjuk tetap aman tanpa cela. Tak satu pun tindakan tegas menggoyahkan sistem ini.
Sungguh fenomena luar biasa: pungli yang bukan hanya sistematis, tapi juga santun dalam “melayani” wali murid yang rela merogoh kocek dalam demi “jaminan” kelulusan.
(red)