• Redaksi
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • About
  • Contak
Lentera Nusantara News
  • Home
  • Berita Utama
  • Birokrasi
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Birokrasi
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Lentera Nusantara News
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Pulorejo Diguncang Intrik: Kepala Desa Jadi Target, Proses Seleksi Dipelintir

LenteraNews by LenteraNews
in Berita Utama
0
Pulorejo Diguncang Intrik: Kepala Desa Jadi Target, Proses Seleksi Dipelintir
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jombang, lenteranusantaranews.com

Ketegangan meningkat di Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang. Proses seleksi perangkat desa belum selesai, namun Kepala Desa sudah lebih dulu dijadikan sasaran. Indikasi tekanan sistematis muncul dari arah yang tak terlihat secara formal, namun dampaknya menghantam langsung kredibilitas pemerintah desa.

Pada 24 Juni 2025, peserta seleksi Fery Leo Ronald melaporkan dugaan pencurian dan penggelapan ke Polres Jombang. Laporan ini teregister dalam LPM/444/RESKRIM/VI/2025/SPKT/Polres Jombang/Polda Jatim, dan ditangani oleh IPDA Rendro Lastono, S.H.

Namun informasi yang berkembang menunjukkan pola yang tak berdiri sendiri. Fery disebut mendapat dorongan dari pihak luar. Gerakan pelaporan ini muncul bersamaan dengan tekanan politik dan pengondisian opini publik terhadap Kepala Desa.

Salah satu peserta seleksi bahkan terdeteksi melakukan komunikasi tertutup dengan pihak eksternal, termasuk pertemuan dengan wartawan lokal yang tidak berkaitan langsung dengan proses seleksi. Pertemuan itu disinyalir berkaitan dengan pengaturan narasi pemberitaan yang merugikan pemerintah desa.

Belum ada tahapan seleksi berjalan. Tapi atmosfer konflik sudah diciptakan. Publik digiring untuk meragukan integritas Kepala Desa. Sejumlah manuver terlihat terstruktur dan diarahkan untuk menggeser kendali proses di luar jalur resmi.

Kepala Desa saat ini bekerja dalam tekanan tinggi. Berbagai upaya hukum, sosial, hingga media digunakan untuk melemahkan posisi pemerintahan desa.

Situasi ini tidak hanya mengganggu jalannya pemerintahan, tapi juga memecah fokus warga. Pulorejo yang semula tenang kini menjadi panggung konflik terbuka, bukan karena seleksi, tapi karena ada agenda yang lebih besar: meruntuhkan otoritas desa dari dalam.

(red).

Previous Post

Pungli Sampah di Sidokerto? Warga Dipungut Rp7.000, Padahal Perbup Tetapkan Hanya Rp2.500

Next Post

Menunggal Bangkit: Tradisi, Pemuda, dan Ketahanan Desa

Next Post
Menunggal Bangkit: Tradisi, Pemuda, dan Ketahanan Desa

Menunggal Bangkit: Tradisi, Pemuda, dan Ketahanan Desa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prove your humanity: 10   +   8   =  

  • Redaksi
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • About
  • Contak

© 2025 lenteranusantaranews.com.

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Birokrasi
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan

© 2025 lenteranusantaranews.com.