Gresik, Lenteranusantaranews.com
Empat hari menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik, kontroversi memuncak. Dugaan pengaturan suara muncul, di mana sejumlah pemilik hak pilih disebut diarahkan untuk tidak memilih calon alias kotak kosong. Informasi ini dikonfirmasi seorang pemilik hak pilih, Jumat (29/8/2025).
Musda Golkar Gresik akan digelar Rabu (3/9/2025) di Hotel Aston, Kebomas. Sejumlah kandidat Ketua DPD muncul, antara lain Asroin Widyana, Wongso Negoro, dan Khusnul Fiqhan. Mereka memperebutkan 23 suara dari Pengurus Kecamatan, DPD, Dewan Penasehat, DPD Jatim, hingga KPPG/AMPG. Calon pemenang minimal harus mendapat dukungan 30%.
Namun, narasumber yang identitasnya dirahasiakan mengungkap praktik pembatasan hak pilih. Kartu Tanda Anggota (KTA) para pemilih ditarik Sekretaris DPD, Atek Ridwan, dengan alasan “agar tidak disalahgunakan”. Akibatnya, pemilih tidak bisa bebas menentukan pilihan.
“Mas Atik yang pegang KTA. Nanti Mas Atik pilih antara Wongso atau Asroin. Kami harus izin pimpinan. Kalau melanggar, ada teguran. Pokoknya tidak bisa menyempal,” ujarnya melalui telepon.
Lebih mengejutkan, setiap Pengurus Kecamatan (PK) diberikan arahan untuk mencatat dukungan kosong. Narasumber mempertanyakan, dukungan kosong ini sebetulnya untuk siapa, karena surat resmi dari Ketua DPD saat ini, Nurhamim, menginstruksikan PK menyerahkan suara kosong.
Selain itu, narasumber menyebut adanya praktik politik uang. “Kemarin dikumpulkan pak Wongso. Pengurus-pengurus diberi Rp 500 ribu,” ungkapnya.
Narasumber menekankan, di Golkar Gresik, bukan calon dengan dana besar yang menang, melainkan yang mendapat restu pimpinan. Bahkan calon dengan kekuatan finansial pun harus izin ke Ketua Umum Golkar atau Sekjen.
“Kalau Pak Atik tidak memperbolehkan mengumpulkan PK, ya tidak jadi. Golkar benar-benar terstruktur. Semua harus melalui pimpinan,” tegasnya.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar soal kebebasan pemilihan dan integritas internal Partai Golkar Gresik, menjelang perhelatan yang seharusnya demokratis.
(red)